BI Rate Kembali Ditahan di 5,75 Persen
Jumat, 10 Agustus 2012 – 03:53 WIB
Koordinasi dilakukan agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. "Dengan langkah-langkah kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran diperkirakan akan kembali berkurang dalam paruh kedua tahun 2012," ujar Dody.
Baca Juga:
Kenaikan defisit transaksi berjalan tersebut terutama akibat kinerja ekspor yang menurun di saat impor, khususnya impor bahan baku dan barang modal meningkat pesat. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus yang signifikan, baik dalam bentuk investasi asing langsung (PMA), investasi portofolio asing, maupun penarikan utang luar negeri sektor swasta.
"Perkembangan ini menunjukkan bahwa, di tengah kondisi perekonomian global yang masih diliputi oleh ketidakpastian, keyakinan investor asing terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia tetap tinggi," sebut Dody.
Pada paruh kedua 2012, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan berkurang ke tingkat yang tidak membahayakan kestabilan ekonomi nasional. Prakiraan ini didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi perekonomian global dan harga komoditas ekspor akan membaik. Pesatnya kegiatan investasi dan impor barang modal dalam beberapa waktu terakhir diharapkan akan meningkatkan kapasitas perekonomian domestik sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor di masa mendatang.
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) kemarin kembali menahan BI Rate di posisi 5,75 persen. Posisi BI Rate terendah tersebut
BERITA TERKAIT
- Begini Respons Bea Cukai soal Relaksasi Kebijakan Larangan Pembatasan Barang Impor
- Jawab Tantangan Bisnis ke Depan, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
- Harga Emas Antam Sabtu 18 Mei 2024, Naik Rp 7.000 Per Gram
- Layanan SIM Keliling Lima Lokasi di Jakarta Hari Ini
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards