BI Rate Kembali Ditahan di 5,75 Persen

BI Rate Kembali Ditahan di 5,75 Persen
BI Rate Kembali Ditahan di 5,75 Persen
Koordinasi dilakukan agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. "Dengan langkah-langkah kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran diperkirakan akan kembali berkurang dalam paruh kedua tahun 2012," ujar Dody.

Kenaikan defisit transaksi berjalan tersebut terutama akibat kinerja ekspor yang menurun di saat impor, khususnya impor bahan baku dan barang modal meningkat pesat. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus yang signifikan, baik dalam bentuk investasi asing langsung (PMA), investasi portofolio asing, maupun penarikan utang luar negeri sektor swasta.

"Perkembangan ini menunjukkan bahwa, di tengah kondisi perekonomian global yang masih diliputi oleh ketidakpastian, keyakinan investor asing terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia tetap tinggi," sebut Dody.

Pada paruh kedua 2012, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan berkurang ke tingkat yang tidak membahayakan kestabilan ekonomi nasional. Prakiraan ini didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi perekonomian global dan harga komoditas ekspor akan membaik. Pesatnya kegiatan investasi dan impor barang modal dalam beberapa waktu terakhir diharapkan akan meningkatkan kapasitas perekonomian domestik sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor di masa mendatang.

JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) kemarin kembali menahan BI Rate di posisi 5,75 persen. Posisi BI Rate terendah tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News