BI: Utang Luar Negeri Capai USD417,5 Miliar, Masih Sehat?

BI: Utang Luar Negeri Capai USD417,5 Miliar, Masih Sehat?
Utang luar negeri. Foto : Ricardo/jpnn

Kemudian, di sektor konstruksi (16,7 persen), sektor jasa pendidikan (16,7 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1 persen).

Selanjutnya, mengenai ULN swasta, lanjut BI, pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy).

"Perlambatan ini, karena ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam," ujar BI.

Pada akhir triwulan IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4 persen (yoy).

"Kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7 persen (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9 persen (yoy)," jelas BI.

BI memaparkan, pangsa terbesar ULN swasta yakni 77,1 persen bersumber dari jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, industri pengolahan, dan pertambangan dan penggalian.

Kendati demikian, BI menyebutkan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal itu didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2020 yang tetap terjaga pada kisaran 39,4 persen.

"Meski meningkat dibandingkan rasio pada triwulan sebelumnya, sebesar 38,1 persen," katanya.

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) akhir triwulan IV-2020 mencapai USD417,5 miliar. Angka tersebut dinilai cukup sehat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News