Bicara Radikalisme, Mahfud MD Singgung Aksi Wanita Bercadar Membawa Pistol ke Istana

Bicara Radikalisme, Mahfud MD Singgung Aksi Wanita Bercadar Membawa Pistol ke Istana
Perempuan bercadar membawa senjata api di depan Istana Negara. Dok: akun Twitter @tukangrosok__

jpnn.com, JEMBER - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bicara tentang radikalisme seusai memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat sore (28/10).

Pada kesempatan itu, Mahfud menyinggung aksi wanita bercadar membawa pistol FN dan kitab suci yang mencoba menerobos Istana Negara.

"Itu bukti bahwa radikalisme masih ada. Akarnya adalah ketidakmauan menerima kesepakatan hidup bernegara," kata Mahfud.

Dia menyebut radikalisme memiliki bentuk yang beragam, misalnya ada yang mencibir orang lain yang berbeda, ada yang masuk ke kurikulum.

Lalu, ada pula yang menyusup ke lembaga pendidikan, kemudian melakukan tindakan kekerasan seperti mengancam, mengebom, dan lain sebagainya.

"Kejadian tersebut merupakan bukti bahwa radikalisme dengan berbagai ancamannya masih harus diwaspadai di Indonesia, meskipun itu kecil," tutur Mahfud.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan radikalisme harus diartikan sebagai sikap dan sebuah paham bahwa yang benar hanya ideologinya sendiri, dan yang sudah disepakati harus dibongkar dengan berbagai cara.

Untuk menangkal tumbuhnya radikalisme di kalangan generasi muda, kata Mahfud, harus dimulai dari lembaga pendidikan.

Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung wanita bercadar membawa pistol ke Istana Negara saat bicara ancaman radikalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News