Big Data Dinilai Jadi Solusi Kesenjangan Kompetensi Mahasiswa dengan Dunia Kerja
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) Billy Andrian menyebutkan data telah menjadi aset bisnis yang strategis.
Menurutnya, perguruan tinggi yang bermitra dengan industri harus bergerak cepat memastikan lulusan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk era big data.
Sebab, penguasaan teknologi big data dapat menjadi solusi mengatasi kesenjangan kompetensi antara sistem pendidikan tinggi dan kebutuhan industri.
“Untuk itu, kurikulum yang ada harus ditinjau dan disesuaikan agar relevan dengan kebutuhan industri. Namun kecepatan adaptasi kurikulum dengan kebutuhan industri akan sulit terjadi, untuk itu edutech dapat menjadi solusi untuk memangkas jarak kualitas pada talenta yang ada,” ungkap Billy dalam keterangan yang diterima Sabtu (30/7).
Billy menjelaskan implementasi big data di edutech bisa jadi solusi karena menggunakan seperangkat alat analisis big data.
Hal itu, kata dia, bisa menjadi modal awal paling berharga untuk memetakan skill paling relevan di industri, baik untuk para pencari kerja maupun para pengajar.
Edutech atau Education Technology dapat diartikan sebagai sistem pendidikan modern yang mengacu pada penggunaan peranti keras (hardware) dan peranti lunak (software).
"Teknologi itu dirancang untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di ruang kelas serta meningkatkan hasil pendidikan," ungkapnya.
Direktur Utama IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) Billy Andrian menyebutkan data telah menjadi aset bisnis yang strategis.
- Universitas Terbuka Tidak Ikut Program Magang Ferienjob di Jerman, Ini Faktanya
- Mahasiswa Desak Polda Kalsel Bongkar Kasus Manipulasi Dokumen Perkapalan
- Mahasiswa Jadi Korban TPPO Berkedok Magang di Jerman, Prof Zainuddin Soroti Lemahnya Pengawasan
- Lembaga Keuangan Berperan Penting dalam Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
- Memerangi Berita Hoaks di Internet, Mahasiswa Diminta Memperbanyak Konten Positif
- Mahasiswa Terjebak TPPO Berkedok Magang di Jerman, DPR: Pengawasan Kemendikbudristek Lemah