Big Dusta
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Jumat, 18 Maret 2022 – 13:45 WIB

Contoh platform media sosial yang menjadi bahan pengumpulan big data. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.com.
Inilah kondisi post-truth.
Luhut tidak bohong dengan big data 120 juta orang itu.
Itulah post-truth.
Sejarah mengulangi dirinya sendiri dengan berbagai modifikasi.
Presiden Soekarno diberhentikan tahun 1967, empat tahun setelah MPRS mengangkatnya sebagai presiden seumur hidup pada 1963.
Sehebat apa pun Bung Karno, akhirnya dia terjebak dalam gua yang akhirnya membuatnya celaka.
Mungkin Bung Karno tidak sepenuhnya nyaman dengan gagasan presiden seumur hidup karena dia khawatir dicap sebagai diktator.
Namun, orang-orang di sekitar Bung Karno berkepentingan agar Soekarno tetap menjadi presiden dan dengan begitu mereka tetap mendapatkan privilese politik.
Klaim big data 120 juta suara menghendaki pemilu ditunda dan masa jabatan Jokowi diperpanjang, menjadi perbincangan. Benar big data, atau hanya big dusta?
BERITA TERKAIT
- Gus Din Apresiasi Jokowi Laporkan ke Polisi Kepada Penuduh Dirinya Berijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi
- Pasbata Minta Roy Suryo Setop Provokasi soal Isu Ijazah Jokowi
- Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan