Bilqis Akhirnya Harus Meninggal

Terinfeksi Kuman Ganas

Bilqis Akhirnya Harus Meninggal
MENINGGAL - Jenazah Bilqis Anindya Passa, balita penderita atresia bilier, saat di rumah duka, Jl Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, tadi malam. Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos.
Dia mengatakan, penyakit yang diderita Bilqis memang membutuhkan penanganan yang rumit sehingga persiapan operasi cangkok hati membutuhkan waktu lama dengan mempersiapkan kondisi organ lain, seperti paru-parudan ginjal.

Prof AG Soemantri menegaskan bahwa meninggalnya Bilqis bukan merupakan kegagalan tim dokter. Sebab, kondisi dan daya tahan tubuh setiap orang memang berbeda. "Kami sudah siap terhadap apa pun. Penyakit liver selalu dihitung untung rugi. Kalau untung, berhasil. Kalau rugi, ya meninggal dunia," tandasnya. Dia juga menyatakan sudah mendapat SMS dari pihak keluarga yang menyatakan terima kasih atas penanganan yang diberikan selama ini.

Soemantri menuturkan, kejadian tersebut tak membuat tim cangkok hati kapok menangani pasien kelainan hati. "Kecewa itu manusiawi. Tapi, (pasien kelainan hati) yang antre banyak. Sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong," katanya.

Jenazah Bilqis dibawa keluar dari RSUP dr Kariadi, Semarang, sekitar pukul 18.50 kemarin. Dengan ambulans, jenazah langsung dibawa ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, dan diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 247 pukul 19.50.

SEMARANG - Balita penderita atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk), Bilqis Anindya Passa, 19 bulan, meninggal sebelum dioperasi oleh tim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News