Bingung Biaya, Tidak Tega Lihat Fisik Anak
Senin, 01 Juli 2013 – 08:09 WIB
Kondisi serbabingung dan dipaksa mengambil keputusan tepat membuatnya tidak bisa berpikir. Ditambah lagi kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan. Sehari-hari Usman hanya membantu kakaknya yang membuka usaha pembuatan mebel berbahan kayu di desanya. "Uang ada, tapi tidak seberapa. Saya tidak tahu harus bagaimana," katanya lirih sembari terus mengusap matanya yang basah.
Kebingungan tersebut sebenarnya sudah dia rasakan dua pekan lalu. Saat itu, setelah memeriksakan istri ke bidan desa, dia disarankan memeriksakan janin ke dokter spesialis untuk USG.
Dia harus pontang-panting mencari pinjaman demi membawa istrinya dengan menyewa mobil. Rumahnya jauh terpencil di Desa Purwosari sehingga kesulitan itu makin menjadi."
Dia ingat betul pada Senin (24/6) atau dua hari sebelum hari kelahiran bayinya. Pagi itu Munjiah dibawa ke tempat dokter praktik. Namun, dokter tidak dia jumpai karena praktik baru buka sore. "Sorenya hujan deras dan tidak jadi periksa," katanya. Baru Rabu (26/6) sore dia kembali memeriksakan istrinya ke bidan terdekat.
Bidan ini kembali menyarankan agar Munjiah dibawa ke dokter untuk USG malam itu juga karena didiagnosis anak dalam rahimnya sungsang atau melintang.
EMOSI Usman, ayah bayi berkepala dua, terguncang hingga beberapa jam lamanya. Bagaimana tidak, anak kedua dari istrinya, Munjiah, yang baru lahir
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor