Bismillah, Airlangga Ingat Pesan Mendiang Ayah soal Jokowi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku siap menjalankan amanat yang kini dipanggulnya. Sebagai ketua umum baru Golkar, Airlangga juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya menerima amanat ini dan berjanji bekerja sebaik-baiknya demi mewujudkan harapan bersama," kata Airlangga saat berpidato pada penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu malam (20/12).
Airlangga dalam pidatonya juga menceritakan amanat dari ayahnya, almarhum Hartarto Sastrosoenarto. Sepekan sebelum Hartarto wafat pada 14 Mei 2017, menteri koordinator bidang produksi dan distribusi di era pemerintahan Orde Baru itu berpesan ke Airlangga.
Mulanya Airlangga hendak berpamitan ke Hartarto. Kebetulan, Airlangga hendak berangket ke Kamboja dan Tiongkok dalam rangka menjalankan tugas sebagai menteri perindustrian.
Sedangkan Hartarto hendak berangkat ke Bali. "Kami duduk berdua," tegasnya.
Dia melanjutkan, biasanya Hartarto bercerita soal industri. Namun, Hartarto pada pertemuan itu justru berbicara soal pemerintahan Jokowi-JK.
"Kali ini bicara, ‘tolong kawal, jaga dan sukseskan pemerintahan Jokowi-JK’,” ujar Airlangga menirukan pesan ayahnya.
Airlangga mengaku saat itu kurang mengerti maksud ayahnya. Sebab, biasanya sang ayah hanya bicara mengenai industri.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku siap menjalankan amanat yang kini dipanggulnya sebagai orang nomor satu di partai beringin hitam.
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Idrus Marham: Pembangunan Berjalan Sukses, Rakyat Ingin Prabowo Kembali Jabat Presiden RI
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi