Bisnis Rental Orang di Jepang: Berawal dari Sakit Hati

Bisnis Rental Orang di Jepang: Berawal dari Sakit Hati
Takanobu Nishimoto, pendiri Ossan Rental, perusahaan pelopor bisnis penyewaan orang di Jepang. Foto: Soranews24.com

jpnn.com, TOKYO - Di Jepang, bukan hanya baju atau apartemen yang bisa disewa. Orang pun bisa. Cukup dengan membayar JPY 1.000 atau Rp 128 ribu per jam, pelanggan bisa menyewa orang dan memintanya melakukan apa saja.

Takanobu Nishimoto sangat sakit hati saat mendengar pembicaraan sekelompok remaja putri pada 2012. Mereka menyebut pria paro baya sebagai sosok yang menjijikkan dengan rambut di telinga yang mulai bermunculan dan berbagai hal lainnya.

Nishimoto yang kala itu berusia 44 tahun merasa tak terima. Dia langsung sadar bahwa secara umum pria paro baya dianggap tidak berguna.

”Saya ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki reputasi kami dan membuktikan bahwa pria paro baya juga berguna. Bahwa kami juga keren,” terang pria yang berprofesi fashion stylist itu.

Nishimoto akhirnya membuat website dengan nama Ossan Rental. Ossan berarti pria paro baya. Ya, yang dibuat Nishimoto adalah persewaan pria yang sudah berumur.

Di website terpajang foto dan ilustrasi pria-pria yang diasuh Nishimoto, lengkap dengan keahlian mereka, pendidikan, alamat rumah, sudah menikah atau belum, dan berbagai keterangan lainnya.

Saat awal Ossan Rental berdiri, Nishimoto menyewakan diri sendiri. Klien yang dilayaninya boleh menyuruh apa saja, kecuali berhubungan seksual. Per jam, tarif yang dipatok adalah JPY 1.000 atau setara dengan Rp 128 ribu per jam. Biaya itu sudah termasuk pajak.

Klien pertamanya adalah perempuan 88 tahun yang hanya ingin punya teman mengobrol dan jalan-jalan. Hingga saat ini, Nishimoto masih menemui perempuan tersebut di Chiba setiap pekan.

Cukup dengan membayar JPY 1.000 atau Rp 128 ribu per jam pelanggan bisa menyewa orang dan memintanya melakukan apa saja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News