Bisnis Satelit di Indonesia Kurang Dilirik, Pakar Bicara Begini

Bisnis Satelit di Indonesia Kurang Dilirik, Pakar Bicara Begini
Diskusi IndoTelko Forum Menatap Masa Depan Bisnis Satelit GEO, di Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Foto: Romaida/jpnn.com

Selain itu, industri lokal atau startup belum banyak memanfaatkan untuk mengembangkan bisnis satelit.

"Oleh karena itu, kami harus mulai mengatasi tantangan talenta berkualitas, tantangan teknis, dan memperbesar kolaborasi antarpemain industri agar Indonesia jadi pemain besar di bisnis satelit global," kata Doni Ismanto dalam acara Diskusi IndoTelko Forum Menatap Masa Depan Bisnis Satelit GEO, di Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Sementara itu, Dosen ITB, Kelompok Keahlian Telekomunikasi M Ridwan Effendy mengungkapkan pentingnya bisnis satelit terutama guna menjaga kedaulatan bangsa.

Namun, sebelum itu, pakar propagasi gelombang tersebut menjelaskan ada beberapa poin yang perlu diperhatikan jika berbicara mengenai satelit dalam menjaga kedaulatan.

"Apakah kita bisa kendalikan bisnis satelit, kendalikan keamanannya, kendalikan dari serangan-serangan yang mengancam dan sebagainya," ujar Ridwan Effendy.

Ridwan menerangkan Indonesia kini sudah memiliki beberapa satelit nasional yang mengorbit, seperti BRIsat yang akan mengorbit hingga 2031, satelit Nusantara Satu hingga 2034, Telkom 3S hingga 2032, dan satelit Merah Putih hingga 2033.

Total kapasitas satelit nasional mencapai 8653 MHz, dengan kapasitas ekuivalen 17Gbps.

Ada pula HTS Bakti Ka Band di orbit 146 BT dan HTS Telkomsel yang rencananya menggantikan Orbit 113.

Menengok peluang bisnis satelit di Tanah Air, para eksper membeberkan fakta ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News