Bisnis yang Terdampak Penutupan Internasional dii Australia Berharap Bantuan Negara
Namun program JobKeeper tersebut sudah berakhir awal April lalu.
Jenny Yang mengatakan bahwa agen lain seperti dirinya harus berhenti beroperasi, atau mengurangi staf, atau menghentikan sewa ruangan dan bekerja dari rumah, guna menghemat biaya.
Di akhir Januari, Jenny Yang dan 150 agen perjalanan lain mengirim petisi ke Parlemen di Canberra, menyerukan agar program JobKeeper diperpanjang bagi mereka yang bergerak di bidang perjalanan dan pariwisata, namun petisi itu tidak membuahkan hasil.
Dia berharap pemerintah Australia mau memperhatikan situasi yang menyedihkan bagi dirinya dan para koleganya dalam keputusan angggaran belanja negara yang akan diumumkan hari Selasa (11/05) dengan memperpanjang lagi program JobKeeper.
"Saya sudah kehilangan semua staf saya, sekarang tinggal saya dan suami saya saja," katanya.
"Saya mengerti ini adalah hal yang sulit bagi pemerintah, namun (maskapai penerbangan) Qantas mendapat dana khusus sampai bulan Oktober.
"Saya juga korban di dunia industri pariwisata.
"Saya berharap pemerintah federal memberikan perhatian khusus kepada kami."
Lebih setahun setelah pandemi, bisnis di Australia yang semula menggantungkan diri pada wisatawan dan mahasiswa internasional masih berjuang tanpa ada kejelasan kapan akan membaik
- Waspada Covid Kembali, Kemenkes Imbau Masyarakat Terapkan Hidup Sehat dan Terapkan Prokes
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru