BNP2TKI Punya Solusi Jika Moratorium Pengiriman TKI Dicabut

BNP2TKI Punya Solusi Jika Moratorium Pengiriman TKI Dicabut
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (tengah) dalam pertemuan dengan jajarannya di Jakarta, Jumat (15/9) untuk membahas solusi jika moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah berakhir. Foto: istimewa for JPNN.Com

BNP2TKI menawarkan format pengguna jasa TKI tetap rumah tangga. Namun, satu TKI tak dimiliki atau bekerja pada satu rumah tangga saja, namun bisa pindah-pindah. 

"Jadi dalam satu hari misalnya, TKI bekerja di satu majikan dalam waktu empat sampai lima jam kemudian pindah ke rumah lain. Sehingga mereka dijamin bekerja hanya delapan jam. Lebih dari itu adalah lembur," jelas Nusron.

Namun, BNP2TKI juga menyodorkan pembatasan. Satu TKI hanya bisa saja melayani lima  rumah tangga.

Mereka juga punya pilihan untuk tak tinggal di rumah majikan. Sebab yang rentan dengan masalah itu biasanya karena tinggal di rumah majikan.

"Tapi kalau ada TKI yang kesadaran sendiri mau tingal di rumah majikan ya silahkan asalkan ada perjanjian. Yang kami tawarkan sebagai solusi nantinya TKI tinggalnya di asrama atau di mess," terang Nusron.

Namun, penempatan TKI juga terkait dengan kontrak kerja. Sebelum moratorium, TKI terikat kontrak kerja dengan majikan secara langsung.

Akibatnya, pemerintah juga kesulitan mengontrol. Jika ada 500 ribu TKI, berarti ada 500 ribu kontrak dengan pihak yang berbeda-beda.

"Solusinya yang kami siapkan adalah akan ada pembedaan antara pengguna dan pemegang kafil atau penanggungjawabnya. Jadi kontrak kerja nantinya dengan sarikat atau dengan agensi,” tuturnya.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengatakan, moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah ternyata lebih banyak mudaratnya. Untuk itu, BNP2TKI menyiapkan format baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News