BNPT Sosialisasi SOP Penanganan Aksiterorisme di Sekolah Internasional

BNPT Sosialisasi SOP Penanganan Aksiterorisme di Sekolah Internasional
Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir. Foto: Ist for JPNN

“Aksi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian aksi teror ke sekolah, pelajar, mahasiswa dan guru Suriah. Tindakan tersebut tentu saja sebagai upaya untuk menarik perhatian publik, sehingga diberitakan media dan menimbulkan rasa cemas dan ketakutan luas di kalangan masyarakat,” ujarnya menjelaskan.

Meski sejauh ini aksi terorisme di indonesia belum pernah terjadi di lingkungan sekolah, namun tidak tertutup kemungkinan.

Menurut alumnus Akmil tahun 1984 ini, perlu adanya suatu upaya perlindungan dari aksi kejahatan terorisme terhadap sekolah internasional yang merupakan fasilitas publik bernuansa barat

“Untuk itu kegiatan sosialisasi SOP penanganan aksi terorisme di lingkungan sekolah internasional ini merupakan upaya nyata dari BNPT untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari aksi-aksi terorisme,” ujar pria yang dibesarkan di korps Baret Merah Kopassus ini..

Pria yang pernah menjadi Komandan Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus ini menjelaskan bahwa pelaku teror selama ini telah mencoba untuk memengaruhi pola pikir anak anak remaja yang notabene adalah kebanyakan pelajar pelajar di sekolah.

“Proses pentahapan anak tersebut menjadi radikal dapat dimulai dari mengidentifikasi diri ke arah radikal yakni dengan mengkonsumsi artikel/situs radikal melalui media online,” ujarnya.

Lalu menurutnya, berawal dari media online atau dunia mayalah, indoktrinasi dari situs radikal tersebut mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaan kepada kalangan anak-anak.

Kemudian mencari kelompok yang sefaham dengan dirinya dengan mengikuti pengajian pengajian inklusif.

DENPASAR - Aksi terorisme yang terjadi selama ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok organisasi teroris

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News