Boleh Jadi Covid-19 Sebagai Bentuk Peringatan Dari Tuhan agar Manusia Bertobat

Boleh Jadi Covid-19 Sebagai Bentuk Peringatan Dari Tuhan agar Manusia Bertobat
Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA) John N Palinggi. Foto: Dokpri for jpnn.com

“Terkadang yang suka menghina juga hidupnya banyak cacat etika. Bisanya kritik sana-sini, tetapi tidak berkaca diri," katanya.

John mengingatkan, sikap nyinyir hanya akan menghasilkan sikap nyinyir lainnya. Hal itu hanya akan menambah kepahitan di tengah.

"Jangan sok pintar. Pintar bicara, pintar mengkritik, pintar menghina, dan lainnya. Padahal, kuncinya hanya taat pada aturan yang ada," katanya.

John kemudian mengingatkan, new normal merupakan upaya pemerintah menyeimbangkan antara ketaatan masyarakat pada protokol kesehatan, dengan mencoba memutar pelan-pelan roda perekonomian.

John juga mengingatkan, bisa jadi Tuhan mengizinkan Covid-19 melanda dunia, sebagai tanda agar manusia bertobat untuk tidak gampang menghina, mencaci, menipu, membohongi, serta menggunjingkan orang lain.

"Hati-hati, mari tanggap dengan tanda-tanda ini. Bukan tidak mungkin ke depan maskernya akan naik menutupi mata. Hentikan semua kebiasaan negatif supaya maskernya turun ke bawah dan kita bisa hidup normal kembali," kata John.(gir/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Johnmengingatkan bisa jadi Tuhan mengizinkan Covid-19 melanda dunia, sebagai tanda agar manusia bertobat untuk tidak gampang menghina, mencaci, menipu, membohongi, serta menggunjingkan orang lain.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News