Bom Indramayu: Pak RW Sudah Diminta Pantau Jauh Hari

Bom Indramayu: Pak RW Sudah Diminta Pantau Jauh Hari
Bom Indramayu: Bengkel merangkap rumah yang dihuni terduga teroris, AS beserta keluarganya tampak sepi. Foto: KHOLIL IBRAHIM/RADAR INDRAMAYU/JPNN.com

jpnn.com, INDRAMAYU - Densus 88 Antiteror 88 bergerak cepat pascaterjadinya bom Indramayu yang dilakukan pasutri Galuh Rosita (26) dan Nurhasanah (26) Minggu (15/7) dini hari. Bom tidak meledak, Galuh ditembak polisi setelah dikejar. Nursahanah juga sudah tertangkap.

Tim Densus 88 mengamankan sejumlah orang terduga jaringan teroris di Kabupaten Indramayu. Beberapa di antaranya ditangkap di kediaman masing-masing.

Di Kecamatan Anjatan tepatnya di sebuah bengkel pinggir jalan raya Jenderal Achmad Yani Anjatan, Blok Bernuk Karang Malang, Desa Anjatan, satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan 3 orang anak diamankan aparat, Sabtu (14/7).

Di hari yang sama, penangkapan juga dilakukan Densus 88 Antiteror terhadap beberapa orang di dua rumah kontrakan di Blok Sukajadi RT 21 RW Desa Sukajati dan kompleks perumahan Cipancuh Asri, Kecamatan Haurgeulis. Pasca penangkapan sekaligus penggeledahan oleh aparat, kediaman masing-masing terduga teroris di dua wilayah berbeda namun bertetangga itu terpantau sepi.

Keadaan di lokasi kejadian pascapenangkapan sudah kondusif. Warga sekitar pun sudah beraktivitas secara normal, Minggu (15/7). Pantauan Radar Cirebon (Jawa Pos Group) di bengkel yang juga merangkap rumah tinggal milik Ahmad Syafei (44) warga Desa Anjatan, Kecamatan Anjatan, tampak tertutup rapat.

Hanya ada garis polisi yang terpasang melingkari teras rumah selebar sekitar 10 meter itu. Terdapat dua unit sepeda bekas, satu kompresor dan beberapa ban bekas yang tergantung ditiang teras.

Lokasinya yang persis dipinggir jalan raya Anjatan-Haurgeulis, bangunan disebelah barat jalan itu kerap menjadi perhatian bagi pengendara yang melintas. Beberapa di antaranya memilih berhenti untuk melihat dari dekat kondisi rumah yang sehari sebelumnya ramai dikerubuti warga itu.

Kuwu (Kepala Desa) Desa Anjatan, Warto, mengatakan AS (Ahmad Syafei) merupakan penduduk setempat. Semula dia dan keluarganya memiliki rumah di Blok Karangbaru tapi dijual. Dia bersama istri dan 3 anaknya lantas berpindah ke bengkel yang berdiri di atas tanah negara itu.

Pascakejadian Bom Indramayu, Densus 88 langsung bererak dan menangkap sejumlah orang terduga teroris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News