Bom Kampung Melayu Bukti Teror ke Polisi Semakin Nyata

Dari kasus Kampung Melayu terlihat bahwa para teroris semakin agresif dan nekat melakukan perang terbuka terhadap Polri. "Hal ini perlu diantisipasi Polri agar anggotanya tidak kembali menjadi bulan-bulanan teroris," ujar Neta.
Dia mengatakan, jaringan dan otak serangan ini harus segera diungkap dan ditangkap. "Sepertinya para pelaku bom bunuh diri itu juga "korban" karena bisa jadi bom itu diremot oleh aktor intelektual pelaku teroris," paparnya.
Selain itu bukan mustahil bom Kampung Melayu merupakan bagian kecil dari serangan aksi teror global. Sebab sebelumnya juga terjadi aksi serangan teror bom di sejumlah negara. "Hanya saja pelaku teror di Indonesia tergolong pengecut," tegasnya.
Setelah melakukan serangan mereka "tidur" tanpa ada pernyataan atau tuntutan apa pun. Berbeda dengan beberapa serangan teror di negara lain, pihak penyerang langsung menyatakan bertanggungjawab.
Akibat serangan "gelap" ini, setiap kali muncul aksi teror selalu muncul isu atau spekulasi bahwa aksi teror itu merupakan rekayasa untuk pencitraan.
Ujung-ujungnya berkembang polemik di kalangan anak bangsa, sementara para teroris terus beraksi dengan ganasnya.
"Untuk itu IPW berharap Polri tidak terpengaruh dengan polemik tersebut dan terus bekerja keras memburu dan menangkap otak pelaku teror," tuntasnya. (boy/jpnn)
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, teror Bom Kampung Melayu, Jakarta Timur semakin membuktikan bahwa aksi perang teroris
Redaktur & Reporter : Boy
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan
- RUU Polri Dinilai Membuat Polisi Superbody
- RUU Polri Belum Masuk Prolegnas, RUU KUHAP Justru di Depan Mata
- Tambah Kekuasaan Bukan Memperbaiki Pengawasan, RUU Polri Dinilai Menyimpang
- Sahroni Puji Keberhasilan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Tingkatkan Hasil Panen Jagung
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI