Bombardir Suriah, Amerika Mengaku Lindungi Diri dari Serangan Iran

jpnn.com, NEW YORK - Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (29/6) bahwa mereka menargetkan milisi yang didukung Iran di Suriah dan Irak dengan serangan udara untuk mencegah serangan lebih lanjut terhadap personel atau fasilitas AS.
Berdasarkan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara harus segera diberitahu tentang tindakan apa pun yang diambil negara untuk membela diri terhadap serangan bersenjata.
Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan serangan udara menghantam fasilitas yang digunakan oleh milisi yang dipersalahkan atas meningkatnya serangkaian serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.
"Respons militer ini diambil setelah opsi nonmiliter terbukti tidak memadai untuk mengatasi ancaman tersebut, dengan tujuan untuk meredakan situasi dan mencegah serangan lebih lanjut," tulisnya dalam sebuah surat, yang dilihat oleh Reuters.
Presiden Joe Biden menulis surat serupa kepada Kongres pada Selasa.
"Amerika Serikat siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut, yang diperlukan dan sesuai, untuk mengatasi ancaman atau serangan lebih lanjut," katanya.
Pasukan AS diserang roket di Suriah pada Senin sebagai pembalasan nyata atas serangan udara AS akhir pekan.
Sekitar 34 roket ditembakkan dalam serangan itu, tetapi tidak ada korban luka, kata seorang pejabat militer AS, Selasa.
Amerika Serikat siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut, yang diperlukan dan sesuai, untuk mengatasi ancaman Iran dan milisi yang disokongnya
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Ledakan di Pelabuhan Iran, 8 Korban Tewas, 750 Terluka
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia