Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi Parlemen

Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi Parlemen
PM Inggris Theresa May saat mengumumkan permintaan pemilu dini, di Downing Street 10, London. Selasa (18/4). Foto: AFP

jpnn.com, LONDON - PM Inggris Theresa May begitu ngebet bergabung dengan Amerika Serikat dan Prancis menyerang Syria. Sampai-sampai dia melangkahi parlemen dan mengambil keputusan itu sendiri.

Keputusan tersebut diambil May dengan dalih kepentingan nasional. Inggris dan dunia Barat, kata dia, memiliki kewajiban untuk menghalangi Assad dan pemerintah lainnya menggunakan senjata kimia.

"Sementara aksi ini memang secara khusus dilancarkan untuk menghalangi rezim Syria, serangan juga akan jadi sinyal kepada pihak lain yang meyakini mereka punya kekebalan menggunakan senjata kimia," jelas May, seperti dikutip oleh Reuters.

Dia tekankan, Inggris dan sekutunya telah menggunakan seluruh cara diplomatis untuk menghentikan penggunaan senjata kimia, tapi berulang kali mendapat hambatan.

"Jadi, tidak ada alternatif praktis lainnya ketimbang menggunakan kekuatan militer untuk menghalangi penggunaan senjata kimia oleh rezim Syria," kata May.

Inggris menggunakan empat jet tempur Royal Air Force dari pangkalan militer di Siprus dan meluncurkan rudal Storm Shadow ke sejumlah terget di Syria.

Menteri Pertahanan Inggris menyatakan pihaknya telah melakukan analisis ilmiah agar serangan itu bisa menghancurkan penyimpanan senjata kimia, tapi tetap meminimalisir efeknya pada area di sekitar lokasi tersebut.

"Fasilitas yang menjadi target serangan berjarak cukup jauh dari konsentrasi massa sipil yang diketahui, sehingga bisa lebih jauh lagi mengurangi risiko," begitu pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Inggris.

Perdana Menteri Inggris Theresa May begitu ngebet bergabung dengan Amerika Serikat dan Prancis menyerang Syria. Sampai-sampai dia nekat mengangkangi parlemen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News