Boris: Ini Awal Masa Keemasan Inggris

Boris: Ini Awal Masa Keemasan Inggris
Kandidat kuat PM Inggris, Boris Johnson. Foto: PA

Dari dalam negeri, dia meminta dana National Health Service (NHS) segera tersalur. Dia juga mengusulkan pemberian insentif pajak terhadap pelaku industri inovatif. Menurut dia, upaya tersebut bisa membuat Inggris kembali dilirik sebagai negara rekan dagang. ''Selama sisa 98 hari ini, kami akan kebut semua persiapan agar gangguan di Inggris menjadi sekecil-kecilnya,'' ungkapnya.

Meski membuka lebar kemungkinan keluar tanpa perjanjian, Johnson berjanji bahwa tidak ada yang berubah drastis. Berkali-kali dia menegaskan bahwa warga Uni Eropa bisa tinggal dan bekerja di Inggris. Dia juga menjamin perbatasan Republik Irlandia dan Negara Bagian Irlandia Utara tidak dipisahkan tembok.

Hanya, skema backstop yang diusung Theresa May harus dibuang. Menurut Johnson, warisan pendahulunya itu tidak bisa lagi diungkit. Sudah tiga kali skema tersebut diusulkan, tetapi gagal.

Oposisi tidak diam begitu saja. Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyambut hari kerja pertama Johnson dengan kritik. Dia menyatakan bahwa semua program dari Partai Konservatif terlalu muluk. Corbyn juga khawatir melihat persahabatan Johnson dengan Presiden AS Donald Trump. Dia takut Johnson menjual lembaga NHS untuk mendapatkan perjanjian dagang dengan AS. (bil/c14/dos)


Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melalui ujian pertamanya kemarin, Kamis (25/7). Pria 55 tahun itu menjalani sidang pertama sebagai kepala negara.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News