Borobudur dan Pertemuan 'Para Shaolin'

Borobudur dan Pertemuan 'Para Shaolin'
Para bante--pemuka agama Budha--di sekitar replika Borobudur, di paviliun Wonderful Indonesia, Bangkok, Thailand, 22 April 2016. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

"Harusnya ada workshop tato Dayak. Tapi karena satu dan lain hal, ahli tatonya tidak jadi ikut," kata Tebo Rinyuakng (30), koordinator kesenian Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Urusan goyang lidah, ada stand cokelat dan aneka jenis kopi khas Indonesia yang boleh dicicip gratis. 

Wine kopi racikan Pakcik Jonsen, barista dari Medan paling banyak dapat pujian. Aroma dan rasanya semakin aduhai sembari menikmati pagelaran seni budaya di panggung utama.

Menutur Borobudur

Siang itu dihelat seminar bertajuk Borobudur. Pembicara utamanya dua orang bante dari Indonesia dan Thailand. Tak ayal banyak "shaolin" yang datang. 

Para pembicara merawi hikayat monumen Budha terbesar di dunia tersebut dari berbagai aspek. Keanggunan Candi Borobudur yang pernah didaulat sebagai salah satu keajaiban dunia kembali menyeruak.

"Sudah waktunya mengangkat kembali Borobudur ke pentas dunia," kata Dodo Sudradjat, Counselor Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI di Bangkok, kepada JPNN.com, di sela berlangsungnya acara.

Untuk memperkuat pemahaman ini, saat Waisak pertengahan Mei nanti, KBRI dengan dukungan Kemenpar akan membawa sejumlah bante dari Thailand ke Borobudur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News