Bos Selalu Terpojok

Bos Selalu Terpojok
Bos Selalu Terpojok

Pantas dong mereka dipanggil ke DPR, apalagi yang kinerjanya jeblok. Memang kita sulit membayangkan, bagaimana fraksi tertentu bersifat kritis jika yang dipanggil adalah menteri separtai, atau bahkan ketua partai? Inilah masalahnya jika koalisi parpol juga ada di cabinet, sehingga menjadi hambatan psikologis dan menutup ruang kritisisme.

Jika fraksi “oposisi” melancarkan kritik, toh akan berhadapan dengan fraksi koalisi, dan  menjadi aneh jika kebijakan pemerintah, katakanlah yang salah, lalu disudahi dengan voting.

Barangkali, inilah pelajaran berharga bahwa koalisi parpol seusai Pemilu 2014 cukuplah di DPR. Sebab jika juga di cabinet, fenomena lama terulang lagi. Memang bisa saja “diakali” bahwa kader atau ketua partai yang masuk kabinet  diwajibkan mengundurkan sebagai pengurus partai, tetapi siapa menjamin “kesetiaannya” kepada partai sudah berakhir? Termasuk dukungan koleganya di DPR tidaklah akan tamat begitu saja.

Kecuali untuk tokoh kaliber negarawan, kita percaya dia akan mengamalkan petua Jhon F Kennedy, bahwa pengabdian kepada partai berakhir ketika pengabdian kepada pemerintahan dimulai. Adakah gerangan politikus  kita caliber negarawan, wallahualambissawab.

PASAL satu berbunyi, “bos tak pernah salah.” Pasal dua: “jika bos salah ingat pasal satu.” The king can do no wrong. Begitulah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News