BP Terapkan Sistem Pembayaran Online, Puluhan Agen Kapal Mogok Kerja

BP Terapkan Sistem Pembayaran Online, Puluhan Agen Kapal Mogok Kerja
Suasana salah satu pelabuhan paling sibuk di kota Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

"Namun pada kenyataannya, berbeda dengan pesawat yang pergi pelan-pelan, kapal bisa diam-diam pergi pada malam hari," ujarnya.

Hal inilah yang menyebabkan kebocoran PNBP dari pelabuhan. Dengan sistem host to host, para agen atau pengguna jasa kepelabuhanan dapat menaruh deposit sebesar 125 persen. Begitu setelah selesai menggunakan jasa pelabuhan, maka deposit tersebut akan dipotong dari akun si pengguna jasa.

"Sifatnya seperti sebuah saldo. Begitu selesai maka depositnya akan dipotong," tambahnya.

Hatanto memastikan, BP Batam tidak akan bermain-main dengan uang tersebut karena deposit tersebut tercatat di perbankan. "Host to Host menghindarkan kekhilafan, karena banyak yang lupa bayar bahkan setelah sekian tahun," ungkapnya.

Ia kemudian mempertanyakan unjuk rasa yang dilakukan oleh pengusaha yang tergabung dalam Indonesian Nasional Shipowner Association (Insa), Pelabuhan Rakyat (Pelra) dan Perusahaan Bongkar Muat (PBM). "Kalau mereka tidak suka host to host, ya maunya apa," jelasnya.

Menurut Hatanto, sistem online ini merupakan salah satu amanah dari Presiden Joko Widodo yang menyebut satu cara untuk memperbaiki moral hazard atau jebakan moral di tubuh pemerintahan dan masyarakat adalah dengan menggunakan sistem teknologi informasi (TI). 

Dengan sistem berbasis TI, maka transaksi yang melibatkan pertemuan petugas dan pengusaha atau agen-agen yang memungkinkan terjadinya pungli akan segera teratasi.

"Sistem ini dibangun karena pemerintah pusat yang minta. Sistem IT lebih efisien dan pasti," imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News