BPJT: Jalan Berbayar Perencanaan Jangka Panjang
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono, mengatakan, pihaknya memiliki konsep jangka pendek dan jangka panjang dalam mengedukasi masyarakat.
“Rencana jalan berbayar ini merupakan perencanaan jangka panjang kami untuk mengalihkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum,” kata Bambang, Selasa (3/4).
Bambang mengatakan, saat ini masih mematangkan wacana jalan berbayar itu, termasuk sistem transaksinya menuju Jakarta.
Kemungkinan konsep pembayarannya melalui jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).
Sistem ini pertama kali diadopsi negara Singapura pada September 1998 dengan tujuan sebagai pengganti biaya kemacetan.
Alat ini membentang di atas jalan terbuka sehingga kendaraan yang melintas tidak perlu berhenti dan memperlambat kendaraan seperti membayar di tol.
Setiap kendaraan juga dilengkapi dengan alat pemindai elektronik sehingga dapat memuat data kendaraan sekaligus mesin pembayaran tunai.
“Untuk pendanaan alatnya masih kami bahas, apakah pusat, daerah, atau swasta, termasuk besaran tarifnya,” kata Bambang
Saat ini pihaknya masih mematangkan wacana jalan berbayar, termasuk sistem transaksinya menuju Jakarta.
- Warga Jakarta Keluhkan Penutupan Sejumlah Ruas Jalan untuk Penyelenggaraan KTT ASEAN
- Politikus PSI Minta Pemprov DKI Evaluasi Pemasangan Teknologi AI di Lampu Merah
- Yakin Bisa Tekan Kemacetan, Dishub DKI Jakarta Pasang Kamera AI di 20 Titik
- Irjen Karyoto Bertekad Memecahkan Persoalan Kemacetan di Jakarta
- Tingkat Kemacetan Jakarta 61 Persen, PSI Minta WFH Kembali Diterapkan
- Jumhur Tolak Rencana Penerapan Jalan Berbayar di DKI Jakarta, Begini Alasannya