BPOM Pastikan Pil PCC Tak Masuk Surabaya

BPOM Pastikan Pil PCC Tak Masuk Surabaya
Puluhan ribu butir PCC yang disita BPOM Sulsel, Jumat, 15 September. Foto: KEPALA BPOM SULSEL MUHAMMAD GUNTUR FOR FAJAR

jpnn.com, SURABAYA - BPOM RI menyatakan, para korban di Kendari mengonsumsi secara berlebihan atau over dosis pil paracetamol caffein carisoprodol (PCC).

Perlu diketahui, kandungan carisoprodol dalam kandungan obat tersebut dikategorikan sebagai obat daftar G atau obat keras.

Secara medis, kandungan carisoprodol ini digunakan sebagai relaksan atau pelemas otot untuk mengatasi rasa nyeri.

Namun, konsumsi obat carisoprodol ini memiliki efek samping yang merugikan tubuh, di antaranya mati rasa, hilangnya keseimbangan, detak jantung tak stabil, kejang, hingga agitasi atau rasa kebingungan.

Korban yang mengonsumsi obat mengandung carisoprodol secara berlebihan ini justru mengancam jiwa, terutama anak-anak pada usia di bawah 12 tahun.

"Dengan efek samping yang merugikan ini, pihak BPOM akhirnya mencabut izin edar pil PCC sejak 2013. Jika pil PCC ini diketahui beredar di Kendari, maka BPOM menyatakan bahwa pembuat dan penjual pil ini adalah ilegal," tutur Hardaningsih, Kepala BPOM RI Surabaya.

Mengantisipasi munculnya kasus yang sama, BPOM Surabaya melakukan pengawasan dan mengimbau para distributor obat dan apotek di Jawa Timur agar tak menerima atau mengedarkan obat sejenis.

Jika hal itu dilakukan, BPOM Surabaya akan menindak tegas dan menutup produser, distributor dan apotek yang terbukti melanggar.(end/jpnn)


Izin peredaran PCC sudah dicabut dari pasaran sejak 2013 lalu.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News