Bu Mensos Senang Warga Suku Anak Dalam Mau Menetap
Dia lantas menceritakan pengalamannya saat masih berpindah-pindah dan harus hidup bersama istrinya Bala (20) dan tiga orang anaknya yakni Aisah (4), Abraham (2) dan Ram (4 bulan). Setiap malam mereka harus menahan dingin dan gigitan nyamuk.
Belum lagi jika hujan deras, air menerjang tempat tinggal mereka. Karenanya dia merasakan betul manfaat bantuan rumah dari Kemensos.
"Saya betah, istri dan anak-anak juga senang. Saya mau menata hidup lebih baik lagi," tuturnya.
Ada pula Permai (26), warga Suku Anak Dalam yang juga memilih menetap di hunian bantuan Kemensos. Dia hidup bersama sang istrinya yang bernama Putri (23) dan dua orang anaknya, yakni Nathail (3) dan Joshua (3 bulan).
Permai mengatakan, selama ini dia dan keluarganya tinggal berpindah-pindah. Rumah yang dibuatnya pun jauh dari kata layak karena hanya memiliki satu ruangan tanpa kamar.
"Semuanya ngumpul di satu ruangan. Atap dan dindingnya pun seadanya tidak permanen. Nyamuk banyak sekali kalau malam," imbuhnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, tambah Permai, dia berburu babi hutan. Hasil berburu ada yang dijual dan disisakan untuk kebutuhan makan.
Setiap kilo daging babi hutan dijual Rp 6.000. Uang hasil penjualan daging lantas dibelikan beras.
Susasana hati Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sedang happy. Upayanya membujuk warga Suku Anak Dalam agar mau menetap di hunian yang layak
- Korban Begal di Jambi yang Sempat Ditetapkan Tersangka Akhirnya Dibebaskan
- Demokrat Usung Khofifah-Emil untuk Pilkada Jawa Timur 2024
- Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Begal di Jambi
- Pembunuh Begal di Jambi Tetap Jadi Tersangka, Pasal Diganti Polisi
- Mensos Risma Tidak Akan Hadiri Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel