Bu Susi: Pikat Dunia dengan Keindahan Laut Banda

Bu Susi: Pikat Dunia dengan Keindahan Laut Banda
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti. Foto dok humas KKP

jpnn.com, MALUKU - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan menghadiri acara Peringatan 350 Tahun Treaty of Breda (Perjanjian Breda), yaitu kesepakatan pertukaran Manhattan (sekarang New York) dengan Pulau Run, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Peringatan perjanjian antara Belanda dan Inggris tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti 350 tahun Treaty of Breda oleh Menteri Susi dan Donovan, di Pulau run, Minggu (22/10) lalu.

Sebagai informasi, Perjanjian Breda merupakan kesepakatan Belanda untuk melepaskan kekuasaannya di Manhattan yang kala itu dinamai Nieuw Amsterdam untuk ditukar dengan Pulau Run di Kepulauan Banda demi mempertahankan monopoli Belanda atas perdagangan rempah dunia pada abad ke-17.

“Saya sebetulnya tidak mengira bahwa ada pulau kecil jauh dari mana-mana, in the middle of nowhere, bisa menjadi bahan tukar guling antara dua pemerintah di dunia. Bahkan itu yang mengakhiri perang antara Belanda dan Inggris. Itu adalah salah satu hal yang luar biasa,” ungkap Susi dalam pidatonya.

Selain terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya, Pulau Run juga terkenal dengan hasil lautnya. Untuk itu, Susi mengimbau agar masyarakat turut mengembangkan potensi laut dengan optimal.

Dia ingin agar masyarakat Pulau Run dan masyarakat Maluku pada umumnya menjaga laut dari ‘penjarahan’ negara asing, selayaknya mereka menjaga sumber daya rempah dari para penjajah.

“Kapal-kapal ikan besar besar yang selama ini mengambil ikan bapak dan Ibu punya sudah pergi. Sekarang tuna besar-besar bapak nikmati dan tangkap. Saya yakin 3 tahun yang lalu tidak ada ikan tuna yang 90 kg di sini karena dari dulu lebih dari ribuan kapal asing di Provinsi Maluku yang menangkap ikan di tengah laut bapak-bapak,” tutur Susi.

Sebagai tindak lanjut bersihnya laut dari pencuri, Susi meminta masyarakat setempat untuk ikut mengawasi kembalinya mereka, serta meninggalkan penggunaan alat tangkap dan bahan peledak yang bisa merusak lingkungan seperti trawl (pukat harimau), bom, dinamit, potasium, dan sebagainya.(chi/jpnn)


Sekarang tuna besar-besar bisa nikmati dan tangkap. Saya yakin 3 tahun yang lalu tidak ada ikan tuna yang 90 kg di sini.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News