Buang Sampah di Bali Art Festival? Denda Maksimal Rp 50 Juta

Buang Sampah di Bali Art Festival? Denda Maksimal Rp 50 Juta
Salah satu tempat wisata paling favorit di Bali. Foto: Jawa Pos

"Memang pentas mereka dari masing-masing banjar dan daerah di seluruh kabupaten di Bali itu menggunakan bahasa Bali, tetapi sinopsisnya bisa dipublikasikan di depan, sehingga penonton yang benar-benar tertarik bisa membaca lebih dahulu. Masing-masing pementasan khas bercerita sejarah dan suasana di wilayahnya. Kalau soal performance,  sangat layak dan berkelas dunia," kata Arief Yahya. 

Statemen Menpar yang Mantan Dirut PT Telkom itu tidak salah, jika melihat Parade Topeng Panca pukul 14.00 di Kalangan Ratna Kanda. Pengamat seni Bali yang duduk di meja khusus, Cokorda dan I Made Jimat pun serius mengamati detail semua pentas itu. Dari soal kostum, pemain gamelan, penampilan semua group penabuh alat musik tradisi Bali itu sendiri sudah atraksi yang luar biasa. 

Mereka bukan hanya membunyikan alat-alat tabuh yang dinamis itu. Tapi juga sedikit show dengan lirikan mata, goyangan kepala, stick dan hummer atau penabuh gamelan yang diputar-putar, atraktif dan amat menyita perhatian penonton. Ya indra pendengar, pun juga indra penglihatan. 

Terlihat sekali, bahwa pentas yang sudah ke 38 kali ini sudah semakin berbobot. Sudah layak dijual di pentas dunia dan menjadi atraksi budaya yang kuat. "Tahun depan harus dipublikasikan jauh hari sebelumnya ke media internasional, agar menghasilkan lebih banyak turis ke Bali and beyond. Budaya itu semakin dilestarikan akan semakin mensejahterakan," kata Arief Yahya.(jpnn)

DENPASAR - Ada yang menarik dari pentas Parade Topeng Panca oleh Sekaa Gong Kencana Wiguna, Banjar Kehen, Desa Kesiman, Petilan, Kec Denpasar Timur,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News