Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai

Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai
Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai
SAMPIT – Tewasnya Agus Riadi (12), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilal Muhtadin di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), akibat dimangsa buaya, Selasa (8/1) lalu, masih menimbulkan trauma. Pengasuh pondok pesantren itu pun kini melarang santrinya untuk mandi dan mencuci di sungai.

H Maki, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin, menyebutkan, kebijakan melarang santri beraktivitas di sungai sebagai antisipasi agar tragedi jatuhnya korban dimangsa buaya terulang lagi. Apalagi, buaya ganas tersebut hingga saat ini masih berkeliaran di Sungai Mentaya.

“Saya lihat santri kami masih ketakutan. Kami terpaksa melarang mereka untuk turun ke lanting, baik mandi, cuci maupun keperluan lainnya yang berkaitan dengan air sungai,” katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan air, pondok pesantren menyiasatinya dengan memaksimalkan peralatan yang ada, seperti membuat pipa saluran air untuk mengisi bak mandi menggunakan pompa air. “Sekarang kita sudah fokus untuk memperbaiki peralatan mandi yakni menggunakan pipa untuk mengambil air di sungai. Tujuannya mengantisipasi supaya santri kami tidak lagi turun ke lanting untuk mandi maupun cuci pakaian,” sambungnya.

SAMPIT – Tewasnya Agus Riadi (12), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilal Muhtadin di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News