Budaya Agraris: Poros Maritim Dunia?

Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H The Cahyono Institute

Budaya Agraris: Poros Maritim Dunia?
Ilustrasi: ANTARA/Kemenhub

Sebagai presiden yang baru terpilih, Presiden Joko Widodo ingin tampil beda. Presiden Joko Widodo sejak menjadi Wali Kota Solo mempunyai cara-cara yang tidak biasa dilakukan oleh para kepala daerah.

Dia kerap mengambil langkah-langkah baru untuk menyelesaikan masalah, seperti menyelesaikan masalah dengan pedagang pasar dengan cara diundang makan sambil ngobrol bareng agar menemukan titik temu bersama.

Pun demikian, saat kali pertama menjabat presiden, dirinya melakukan langkah-langkah baru untuk mensejahterakan rakyat Indonesia dengan menggali potensi sumber daya alam yang belum disentuh secara maksimal.

Samudera, laut, teluk, dan apa yang ada di wilayah itulah yang ingin diberdaya dan didayagunakan oleh Presiden Joko Widodo. Untuk itulah dalam sambutan di depan anggota MPR pada 2014, dirinya ingin menjadikan Indonesia menjadi negara maritim.

Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim, potensi-potensi itu ada dan berada di tengah-tengah masyarakat. Pertama, Indonesia berada di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sebagai pertemuan dan batas dua samudera membuat posisi
Indonesia menjadi sangat penting. Wilayah laut Indonesia menjadi laluan bagi kapal-kapal dari berbagai negara, baik itu kapal dagang maupun kapal perang.

Kedua, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi.

Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta kilometer persegi adalah lautan dan 2,55 juta kilometer persegi ialah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km² yang berupa daratan.

Luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Perikanan ialah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional. Pada 2019, nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai Rp 73.681.883.000 dimana nilai
tersebut naik 10.1 persen dari hasil ekspor 2018. Hasil laut seperti udang, tuna, cumi-cumi, gurita, rajungan serta rumput laut merupakan komoditas yang dicari.

Di depan anggota MPR Periode 2014-2019, saat Joko Widodo dilantik menjadi Presiden Periode 2014-2019, 20 Oktober 2014, dalam sambutan Presiden Joko Widodo dengan tegas dan lantang mengatakan kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan I

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News