Budaya dan Kearifan Lokal Jadi Kunci Indonesia dalam Menangani Bencana

Budaya dan Kearifan Lokal Jadi Kunci Indonesia dalam Menangani Bencana
Scientific Forum on Disaster Risk Reduction di Bali. Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan the 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 dengan tema From Risk to Resilience.

Dalam Scientific Forum on Disaster Risk Reduction, Indonesia telah berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mitigasi bencana sekaligus menyerap praktik terbaik mitigasi bencana dari negara lain.

Sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia.

Kepala Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D., mengatakan, "Dalam pengembangan ketahanan gempa, Indonesia memiliki budaya dan kearifan lokal kuat yang diimplementasikan dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Misalnya, kata dia, di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan infrastruktur yang unik dan kuat seperti Rumah Adat di Senaru & Sasak.

“Kita harus mengedepankan kebijaksanaan dan kebudayaan lokal dalam rangka dan memperkuat masyarakat lokal untuk tingkatkan resiliensi masyarakat,” kata Fatma Lestari dalam siaran pers, Sabtu.

Selain itu, anggota periset DRRC UI Andrio Adiwibowo, MSc., dalam presentasi ilmiahnya menegaskan bahwa keberhasilan penanganan bencana itu sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas pendidikan manajemen kebencanaan, terutama pada tingkat pendidikan menengah.

“Untuk penanganan bencana yang lebih baik, kita perlu fokus pada pembangunan sekolah dan pengembangan kurikulum kebencanaan dengan materi manajemen kebencanaan sebagai stand alone atau intergrated couse,” pungkas Andrio.

Sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News