Budayawan Kecam Pemerintah Sumbar yang Biarkan Rumah Singgah Bung Karno Dirobohkan

Budayawan Kecam Pemerintah Sumbar yang Biarkan Rumah Singgah Bung Karno Dirobohkan
Budayawan Sumatera Barat Edy Utama. Foto: Dokpri

“Dalam konteks hari ini bagi Sumatera Barat yang telah mencanangkan tahun kunjungan pariwisata 2023, sejarah keberterimaan orang Jawa yang diwakili dengan ketokohan Soekarno di tengah masyarakat Minang, merupakan sebuah peristiwa yang layak dikemas sebagai magnet kunjungan wisatawan nusantara terutama ke para Sukarnoisme,” kata Ketua Bidang Kebudayaan PDIP Sumatera Barat itu.

Edy kemudian mencontohkan Haul Bung Karno di Kota Blitar. Pada Juni setiap tahunnya, Kota Blitar dibanjiri puluhan ribu pengunjung yang akan menghadiri haul presiden pertama Republik Indonesia itu.

Hal serupa juga dilakukan Kota Bengkulu yang menjadikan rumah pengasingan Soekarno menjadi sebuah museum. Setiap tahunnya, museum ini jadi magnet wisatawan Sukarnoisme datang berkunjung ke Bengkulu.

“Di Kota Padang, Sumatera Barat, kediaman Soekarno dengan segala sejarah yang pernah melingkupinya, malah dibiarkan runtuh. Salah satu magnet wisata itu kini dibiarkan tak berbekas. Ini sebuah tragedi bagi sebuah daerah yang telah mencanangkan tahun kunjungan wisatawan,” ungkap Edy Utama.

Menurut Edy, populasi Sukarnoisme sangat banyak di Pulau Jawa. Dia juga menerangkan penduduk suku Jawa itu yang terbanyak di negara ini.

"Tentunya, mereka adalah pasar potensial kami dalam konteks industri pariwisata. Sayang, salah satu magnetnya dibuang begitu saja di Sumatera Barat,” tutup Edy. (tan/jpnn)


Sangat disayangkan pemerintah di Sumatera Barat tidak memanfaatkan rumah singgah Bung Karno itu sebagai tempat pariwisata.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News