Budi Permana Jelaskan Teknologi JAM kepada Presiden Jokowi

BMS memiliki fitur antara lain menghindari salah sasaran (friendly fire) dan mengetahui secara tepat posisi ranpur di lapangan. Dengan menggunakan telekomunikasi khusus (dalam hal ini mengaplikasikan JAM), setiap perintah dari pusat komando tempur dengan satuan tempur yang dilapangan akan terintegrasi dan tidak bisa disadap.
Marsma TNI Dr. Sigit Priyono, GSC, S. IP, M.Sc - Asdep Koordinasi Telekomunikasi dan Informasi Kemenko Polhukam -, yang kebetulan juga berada di lokasi menjelaskan Indonesia saat ini sangat membutuhkan kehadiran jaringan telekomunikasi khusus yang berbeda dengan jaringan publik.
Jaringan khusus ini akan menjadi efektif dan efisien jika tidak hanya digunakan TNI tapi juga oleh seluruh unsur pemerintahan dalam melayani rakyat dan menjalankan sistem administrasi pemerintahan yang berbasis elektronik (SPBE) sebagaimana yang tertuang dalam Perpres 95 tahun 2018.
"Seperti halnya kasus Papua, kalau sudah memiliki jaringan telekomunikasi khusus, jika terjadi black out terhadap layanan internet, maka telekomunikasi dan jaringan pemerintah tetap berjalan," tandasnya. (esy/jpnn)
Presiden Jokowi sempat bertanya apakah teknologi Jaringan Aman Mandiri (JAM) hasil inovasi anak bangsa itu sudah digunakan.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Perkenalkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia, GCF Gelar CIO 200 Summit 2025
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Pertama di Indonesia, Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Memastikan Keandalan PLTS