Budi Waseso: Tidak Boleh Impor Pangan, Tetapi Ekspor

Bank Dunia mengatur jenis-jenis beras dengan derajat pecahan tertentu sebagai standar dunia.
Karena itu, selain menyesuaikan dengan standar internasional, Indonesia harus bisa mencari pasar.
’’Dua opsi tersebut butuh waktu yang tidak singkat,” jelasnya.
Menurut Ilman, saat ini potensi surplus beras Indonesia baru bisa dimanfaatkan sebagai alat diplomasi.
Khususnya ke negara-negara yang sedang mengalami bencana atau ke negara-negara yang berpotensi menjadi pasar beras Indonesia di masa depan.
Menjadikan beras sebagai instrumen diplomasi adalah hal yang baik dan dapat membuka celah peningkatan hubungan dengan negara-negara tersebut.
’’Selain itu, perlahan dapat menjadi salah satu strategi untuk memperkenalkan beras Indonesia ke negara lain. Tentunya diiringi revisi aturan dan penyesuaian standar kualitas beras,” papar Ilman.
Menurut dia, untuk rencana ekspor, Indonesia perlu mencermatinya dengan lebih serius. (agf/c17/hep)
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, stok beras saat ini lebih dari cukup. Ketersediaannya lebih dari dua juta ton.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Cetak Rekor, Serapan Beras Bulog Capai 1,3 Juta Ton Sepanjang April 2025
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
- Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Kunjungi Perum Bulog
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan