Bukan One Man Show

Bukan One Man Show
Bukan One Man Show
Nah, ini dia! Ternyata bukan semata karena Alan, tetapi karena elite AS matang berdemokrasi. Menghormati pemisahan kekuasaan ala Trias Politika. Selain legislatif, eksekutif dan judikatif, AS menambahnya dengan bank sentral. Tak ada intervensi, kolusi dan konspirasi yang bisa menggumpal menjadi absolutisme kekuasaan yang monolite dan korup.

Hukum tampil meluruskan jika terjadi abused of power. Tanpa tebang pilih. Ini yang membuat investor menanam duitnya di AS. Mereka percaya tidak akan ada korupsi, KKN, atau menyalahgunakan kekuasaan. Hukum berfungsi imparsial dan independen. Padahal, Greenspan hanya memberi suku bunga 2% sejak 2001, dan turun hingga 1% pada 2003.

Sesungguhnya, trias Politika juga ada di Indonesia. Tapi, astaga, abused of power terjadi di lembaga peradilan, kepolisian, kejaksaan, DPR dan eksekutif di pusat dan daerah. Bahkan, di Ditjen Pajak yang langsung di bawah Kementerian Keuangan Sri Mulyani.

Misalkan, Presiden Yudhoyono mengundang Alan Greenspan menjadi Menteri Keuangan, ia tidak akan sukses, jikalau mental kolektif elite RI masih banyak yang feodal, dinastik, despotik, dan tidak punya sportivitas.

ALAN Greenspan, syahdan, adalah begawan ekonomi AS. Ia 18 tahun menjabat Chairman of Federal Reserve (Gubernur Bank Sentral AS) di bawah empat Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News