Bukan Sekali WNI Diculik di Perairan Sabah, Apa Solusi Pemerintah?
Sebelumnya Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta mengaku tengah mempelajari secara mendetail persoalan WNI yang beberapa kali diculik di perairan Sabah, Malaysia.
Indikasi awal, kata Sukamta, Malaysia memang tidak serius melakukan patroli di perairan Sabah. Hal itulah yang menyebabkan WNI diculik di perairan Sabah.
Di sisi lain, militer Malaysia bersama Indonesia dengan Filipina, memiliki kesepakatan untuk menjaga perairan yang dinilai rawan penculikan.
"Di wilayah rawan itu memang punya kesepakatan antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk tentaranya melakukan patroli bersama. Nah, ternyata ada indikasi Malaysia ini, tentaranya belum melakukan patroli memadai di situ," ucap Sukamta kepada awak media, Selasa (21/1).
Politikus PKS itu melanjutkan, para penculik memanfaatkan celah longgarnya patroli Malaysia itu. Setelah menculik WNI, pelaku membawa ke wilayah Filipina.
Hal itu seperti kejadian penculikan lima WNI di perairan Sabah pada 16 Januari 2019. Pelaku menculik WNI di perairan Sabah untuk kemudian dibawa ke Filipina.
"Penculikan kali ini berada di wilayah yang mestinya menjadi teritori Malaysia untuk patroli terus dibawa ke Filipina. Ini sebanarnya perlu penanganan komprehensif," ungkap dia. (mg10/jpnn)
Mahfud MD memastikan Kemenlu sudah melakukan kontak dengan Filipina dan Malaysia terkait WNI diculik.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Mahfud: Sepanjang Sejarah MK, Kalau Menyangkut Pemilu, Tidak Pernah Dissenting Opinion
- Gugatannya Ditolak MK, Mahfud MD Menerima dengan Lapang Dada
- 4 Menteri Bakal Dihadirkan di Sidang MK, Mahfud: Silakan Saja
- Presiden seperti Pimpinan Mafia Jika Pakai Kekuasaan Demi Kepentingan Pribadi
- Mahfud Bukber di Rumdin Ketua MA, Ubaidillah Curiga Ada Upaya Menjegal Paslon 02
- Bicara di Sidang MK, Mahfud Singgung Pembatalan Pemilu di 6 Negara