Bukti Pilot Manuver Kuat

Bukti Pilot Manuver Kuat
TIBA DI HALIM : Sejumlah prajurit Paskhas TNI AU, personil Basarnas, dan PMI mengangkat kantong jenazah dari Helikopter PMI ketika proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (12/5). Sejumlah jenazah telah tiba di Halim yang selanjutnya akan dibawa ke RS Polri Sukanto untuk dilakukan proses identifikasi oleh Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. FOTO : MUSTAFA RAMLI/JAWAPOS
Selain itu, kata Jeffery, seharusnya sebelum joy flight harus ada pembicaraan dulu dengan otoritas terkait untuk membicarakan hal-hal teknis penerbangan seperti rute, ketinggian, manuver apa saja. "Jadi harus ada flight approval dulu, baru boleh dilakakukan," imbuh suami Revi Regina itu.

Pria yang sudah 15 tahun berpengalaman sebagai pilot Garuda Indonesia itu menduga pilot Alexander belum memahami medan dengan baik. Meksi begitu, kata dia Alexander sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti aturan yang berlaku.

Kata dia, permintaan turun dari 10 ribu kaki ke 6 ribu kaki dalam aturan penerbangan adalah seuatu yang sah. Asal, yang pilot bisa menguasai visual di lapangan. "Permintaannya (turun) di setujui ATC, pasti dia sudah menguasai pandangan," katanya.

Mungkin saat turun, lanjut Jeffery, tiba-tiba awan tebal menyelimuti pandangannya. Alexander pun melakukan manuver untuk mengamankan pesawatnya tetapi dia terlambat dan menabrak tebing. "Mungkin itu karena dia tidak tahu medannya," imbuh pria yang kini sedang menempuh pendidikan air racer.

JAKARTA - Bukti bahwa pilot Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100), Alexander Yablontsev terlalu pede dalam melakukan manuver-manuvernya saat penerbangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News