Buku Obor

Oleh: Dahlan Iskan

Buku Obor
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dan lagi Novi sekolah di Tiongkok: sejak S-1, S-2, sampai S-3. Disertasi doktornya ditulis dalam bahasa Mandarin.

Baca Juga:

Kini Novi redaktur Harian Disway. Ia, bersama Annie Wong, mengasuh rubrik Cheng Yu, pepatah Tiongkok yang sering terdiri dari empat kata itu.

Idenya lahir dari kenyataan sehari-hari: begitu banyak orang tua Tionghoa yang mengajarkan filsafat hidup ke anak mereka lewat cheng yu. Tetapi kian lama kian redup.

Novi menghidupkannya kembali.

Dulu hampir saja saya memanggilnya Mbak Novi. Ternyata laki-laki.

Memang Novi bukan nama saat ia dilahirkan. Nama lahirnya Jari. Ia jatuh sakit-sakitan. Sakit berat. Itu disebabkan nama yang tidak cocok.

Bagi yang percaya. Lalu nama Jari diganti Dedi. Masih sakit. Diganti lagi dengan Baihaqi. Tidak juga sembuh. Lalu diganti Novi Basuki. Sampai sekarang.

"Sama-sama nama wanita saya sebenarnya lebih suka nama Septi," guraunya. "Saya kan lahir bulan September, bukan November".

SAYA makan sop kaki kambing di pinggir Jalan Plaju, Jakarta. Di kaki lima. Waktu tolah-toleh terbaca papan nama: Penerbit Obor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News