Buku Ultah yang Jadi Bisnis Zaki

Oleh Dahlan Iskan

Buku Ultah yang Jadi Bisnis Zaki
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

“Dua tahun.”

Saya kaget. Tidak saya tunjukkan kekagetan saya itu. Dalam hati saya ragu: kok Zaki ini kuno banget? Bukankah bisnis percetakan itu suram? Kalah dengan digital?

Saya pun bertanya: punya mesin cetak apa saja?

Yang hidup di benak saya adalah percetakan yang pernah saya kenal. Yang pernah saya masuki. Dengan mesin-mesin cetak seperti itu. Yang belepotan tinta.

Zaki kelihatan bingung menjawab pertanyaan saya. Ia seperti tidak paham: mengapa saya bertanya seperti itu.

Jawaban Zaki sulit saya pahami. Akhirnya saya sadar: inilah gap generation. Zaki adalah generasi melenial. Saya adalah generasi besi tua.

Kata “percetakan” yang hidup di pikiran Zaki tidak sama dengan kata “percetakan” yang ada di benak saya. Saya segera menyadari ketuaan saya.

Baiklah. Ternyata Zaki sedang berbisnis digital printing. Tidak ada mesin cetak dalam pemahaman digital. Memang. Yang ada adalah ‘printer’ dan komputer.

Ternyata saya benar-benar sudah tua. Saya baru tahu di perjalanan dari Banyuwangi ke Pondok ini: bahwa buku tulis anak sekolah zaman sekarang sudah beda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News