Bulan Bahasa Sastra 2021: Limola dan Rampi Menuju Kepunahan
Melalui konservasi penyusunan sistem morfologi, sintaksis, dan ortografi untuk selanjutnya diupayakan revitalisasi.
Revitalisasi bahasa dan sastra daerah, khususnya pada bahasa-bahasa yang akan punah tersebut sebagai wujud pewarisan atau regenerasi sehingga, generasi muda bisa mewarisi bahasa dan sastra daerahnya dengan baik.
Selain itu juga dilakukan pendokumentasian bahasa dan pelestariannya dengan menggelar kegiatan yang melibatkan anak-anak muda.
Zainab melanjutkan, revitalisasi bahasa Limola, Wotu, Laiyolo, dan sastra lisan Sinrilik digelar melalui tiga tahapan, yaitu survei dan koordinasi, pembinaan/pelatihan, dan pementasan.
"Bahasa Limola dianggap sebagai bahasa tertua di Luwu yang masyarakatnya hidup dan berdiam di titik pusat di Desa Sassa, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara," tuturnya.
Banyak hambatan yang dialami, seperti medan yang berat karena Dusun Sassa dan Dusun Makumpa terlalu sulit dan jauh dari ibu kota.
Juga kesulitan mendapatkan penutur bahasa Limola yang benar-benar asli.
"Banyak penduduknya sudah tua dan memiliki alat ucap yang sudah tidak lengkap lagi. Di sisi lain, kondisi pandemi Covid-19 membuat tim kesulitan mendatangkan informan," terangnya.
Upaya Kemendikbudristek lewat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk melestarikan bahasa, sastra lokal dari kepunahan
- Buwas Curiga, Penghapusan Pramuka dari Ekskul jadi Upaya Melemahkan Indonesia
- Kemendikbudristek & Go Study China Berkolaborasi, Dirjen Kiki: Harus Saling Mendukung
- Kemendikbudristek Siap Suguhkan Konser Musikal 'Memeluk Mimpi-Mimpi'
- Longsor Terjang Jalan Poros Maros-Bone Tompo Ladang, Pengendara Diminta Gunakan Jalur Alternatif
- 8 Siswa Fatih & TNA Bilingual School Melaju ke OSN Provinsi
- 5 Berita Terpopuler: Geser Menggeser Guru Honorer, Pembukaan Seleksi PNS 2024 & PPPK Molor, Waspada!