Bulan Bung Karno

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bulan Bung Karno
Logo Bulan Bung Karno (BBK). Foto: DPP PDIP

Mohamad Yamin berpendapat bahwa negara merdeka harus memiliki nasionalisme atau kebangsaan yang harus sesuai dengan peradaban Indonesia. Yamin berpendapat Indonesia tidak boleh meniru dasar kebangsaan bangsa atau negara lain.

Yamin sudah menyebut mengenai lima sila.

Konsep Pancasila dalam pemikiran Yamin dibagi ke dalam lima hal pokok yaitu peri kebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan dan kesejahteraan rakyat.

Itulah sebabnya, sepanjang masa kekuasaan Orde Baru muncul upaya untuk menggeser pengaruh Bung Karno yang disebut sebagai penggali Pancasila, dan menggantikannya dengan Mohamad Yamin.

Sejarawan Orde Baru Nugroho Notosusanto menyebutkan bahwa Mohamad Yamin adalah penggali Pancasila, bukan Soekarno.

Sebab, Yamin sudah mengajukan konsep lima sila sebelum Sukarno.

Anakronisme sejarah oleh rezim Orde Baru dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan pengaruh Soekarno yang masih sangat kuat.

Ketika Soeharto mengambil alih kekuasaan pada 1967, upaya desoekarnoisasi dilakukan dengan sistematis.

Puncak acara di Stadion Bung Karno menjadi statemen politik PDIP untuk menunjukkan kebesarannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News