Bully Motivasi

Oleh Dahlan Iskan

Bully Motivasi
Dahlan Iskan dan Christy Lorentz di Harian DI's Way News House. Foto: disway.id

Wow.

"Kapan terakhir menari balet? “ tanya saya lagi.

"Delapan bulan lalu. Waktu mementaskan Clara and the Nutcracker," jawabnyi.

Saya tahu Clara itu balet klasik sekelas Swan Lake. Saya pernah nonton Swan Lake di 'ibu kota' balet dunia: St Petersburg, Rusia. Di gedung ballet yang terkenal di dunia. Yakni saat Rusia masih bernama Uni Soviet. Saat saya masih wartawan muda.

Waktu itu saya diikutkan rombongan Presiden Soeharto ke Moskow, St Petersburg, Taskent, dan Samarkhand.

Cantik, cerdas, tinggi, pintar main  piano, penari balet. Apa lagi nikmat Tuhan yang masih kita dustakan.

Pun sebentar lagi Christy ke Toronto. Dia sudah benar-benar move on. Bully sudah jauh dia tinggalkan.

Begitu banyak bully sekarang ini. Berarti betapa banyak anak yang terpukul jiwa mereka. Dan si anak hanya protes lewat tangis. Itu pun sendirian di dalam kamar.(***)

Cantik, cerdas, tinggi, pintar main piano, penari balet. Apa lagi nikmat Tuhan yang masih kita dustakan.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News