Bully Motivasi

Oleh Dahlan Iskan

Bully Motivasi
Dahlan Iskan dan Christy Lorentz di Harian DI's Way News House. Foto: disway.id

"Kata-kata seperti itu sudah membuat Anda terpukul? Begitu sensitifkah Anda ini?" komentar saya.

Sebelum dia menjawab saya menyesal berkomentar seperti itu. Takut tiba-tiba Christy meraungkan tangisnyi.

Ternyata tidak. Christy sudah move on agak jauh.

"Kata-katanya mungkin biasa, tetapi tone dan mimiknya yang membuat saya terpukul," katanyi.

Ups... Mimik itu ternyata lebih penting dari yang diucapkan. Tone itu tidak kalah penting dari bunyi kata.

Saya harus selalu ingat pelajaran dari Christy ini. Pun para orang tua yang lain. Terutama guru.

"Anda main basket?" tanya saya.

"Tidak. Saya menari balet," jawabnyi.

Cantik, cerdas, tinggi, pintar main piano, penari balet. Apa lagi nikmat Tuhan yang masih kita dustakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News