Bulog Diminta tak Monopoli Impor Jagung

Bulog Diminta tak Monopoli Impor Jagung
Bulog. Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi) Anton J Supit meminta Bulog tak memonopoli impor jagung yang digunakan untuk pakan ternak.

Dia berharap, pemerintah melibatkan pihak swasta sebelum menerapkan kebijakan strategis. Hal itu diungkapkan menyikapi kebijakan pemerintahan dalam membatasi impor terhadap produk jagung dan kedelai pakan ternak.

Kebijakan yang telah dilakukan sejak Agustus 2015 itu ternyata membuat konsumen merugi karena harga melambung tinggi.

"Puncaknya terjadi pada saat dimulainya pembatasan impor. Harga jagung naik dari sebelumnya Rp 3 ribu menjadi Rp 7 ribu per kilogramnnya," kata Anton, Senin (4/4).

Anton setuju dengan adanya pemberdayaan petani dalam negeri. Namun, data produksi dalam negeri harus akurat jika pemerintah ingin memberlakukan pembatasan impor.

Anton juga mengingatkan bahwa cara berpikir yang keliru kalau semangat anti-impor itu dijadikan dogma yang bersifat dosa. ''Itu sudah tidak benar. Kalau negara lain sudah berpikir seperti itu, lantas barang kita nanti mau dijual ke mana?'' ujar Anton.

Berkaitan dengan peran Bulog yang diberi kewenangan mengendalikan keran impor, Anton Anton berharap pemerintah seharusnya bisa mengikuti aturan. Semestinya, kata dia, kewenangan ekspor dan impor itu ada di bawah kendali Kementerian Perdagangan. Sementara kementerian pertanian itu bertanggung jawab untuk membela petani.

''Tentunya harus ada koordinasi agar tidak ada overlapping. Oleh karena itulah, peranan menteri koordinator menjadi penting (untuk mekanisme impor) karena di sini ada dua kepentingan, konsumen dan petani,'' kata dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News