Bung Karno dan PKI

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bung Karno dan PKI
Ilustrasi sosok Bung Karno. Foto: Antaranews

Hanya PKI yang oleh Bung Karno dianggap punya kemampuan politik menyaingi AD. Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Bung Karno tidak punya basis massa karena merupakan partai para priyayi yang tidak memiliki akar kuat di masyarakat.

Ketika Bung Karno mulai sakit-sakitan, maka TNI AD dan PKI saling intip untuk merebut kekuasaan jika setiap saat Bung Karno meninggal dunia.

Letkol Untung Samsuri komandan Paspampres Tjakra Bhirawa kemudian melakukan penculikan 7 jenderal, yang disebut sebagai anggota ‘’Dewan Jenderal’’ yang hendak mengudeta Bung Karno.

Sampai sekarang masih menjadi kontroversi apa motivasi Untung menculik para jenderal, dan siapa yang berada di balik Untung. Ada analisis yang menyatakan Bung Karno tahu ada rencana penculikan tetapi mendiamkannya.

Ada juga analisis yang menyatakan bahwa Soeharto yang menjadi komandan Kostrad juga tahu rencana penculikan tetapi membiarkannya.

Misteri itu tetap menjadi misteri dan selalu menjadi perdebatan setiap kali muncul pembahasan mengenai penculikan oleh Untung itu.

Penganugerahan gelar pahlawan kepada Bung Karno oleh Jokowi tidak serta-merta akan membersihkan Bung Karno dari stigma PKI.

Demikian pula, lawan-lawan politik Presiden Soeharto akan tetap menuduhnya sebagai orang yang memanfaatkan kasus Untung untuk menjalankan agenda politiknya memburu dan menghancurkan PKI.

Pertanyaan apakah Bung Karno PKI atau bukan tidak akan mudah hilang. Menuduh Bung Karno sebagai PKI juga tidak mudah, karena tidak ada bukti-bukti yang konkret

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News