Bung Karno Sangat Cinta NU, Hubulwatan Minal Iman Sejalan dengan Nasionalisme PDIP

Bung Karno Sangat Cinta NU, Hubulwatan Minal Iman Sejalan dengan Nasionalisme PDIP
Politikus PDIP N Falah Amru. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Nahdlatul Ulama (NU) bakal berulang tahun yang ke-95, Minggu (31/1). Organisasi yang didirikan di pada 1926 di Surabaya, Jawa Timur itu dinilai telah berkontribusi besar dalam perjalanan Bangsa Indonesia.

Menurut Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru, besarnya jasa NU membuat Bung Karno sangat mencintai organisasi nahdiyin tersebut.

Gus Falah -panggilan akrabnya- mengatakan, Bung Karno sering meminta nasihat para ulama pendiri NU seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

"Seperti ketika Bung Karno merumuskan Pancasila, beliau selalu meminta dawuh dari Hadratusyekh (Kh Hasyim As'yari, red), dan putranya yang juga ayah Gus Dur, yakni KH Abdul Wahid Hasjim," ujar Gus Falah melalui layanan pesan, Sabtu (30/1) jelang harlah NU.

Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu melanjutkan, Bung Karno pernah mengundang para tokoh agama menghadiri suatu pertemuan.

Saat itu Bung Karno meminta saran dari KH Wahab Hasbullah tentang nama yang cocok untuk pertemuan tersebut.

"Dan KH Wahab Hasbullah pun menyarankan kepada Bung Karno untuk menamakan pertemuan tersebut halalbihalal," ujar Gus Falah.

Selain itu, Bung Karno juga berkonsultasi dengan pendiri NU jelang Proklamasi Kemerdekaan RI. Kala itu, Bung Karno sowan kepada KH Hasyim Asy'ari.

"Hadratusysyaikh pun mengusulkan kepada Bung Karno agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada Jumat yang merupakan penghulunya hari, serta di Ramadan yang merupakan penghulunya bulan," ujar Gus Falah.

Politikus asal Ponorogo, Jawa Timur itu menambahkan, Bung Karno mengungkapkan rasa cintanya kepada NU secara eksplisit. Salah satu buktinya ialah ketika Presiden Pertama RI itu menghadiri Muktamar Ke-23 NU pada 28 Desember 1962.

Bung Karno sering meminta nasihat para ulama pendiri NU seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News