Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri

Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri
Petugas membawa jenazah korban pembunuhan di Jl Ngagel Jaya Surabaya.
SURABAYA -  Seminggu menjelang Lebaran, polisi harus dibuat kerja ekstra keras. Ini setelah Rabu pagi (25/9) satu keluarga penuh (sepasang suami-istri berikut dua anak masih balita) ditemukan tewas terbunuh di dalam kamar rumah mereka sendiri di Jalan Ngagel Jaya 82. Surabaya.

Kali pertama yang menemukan adalah Buriah, salah seorang pembantu yang ada di sana. Ketika itu, Buriah dan pembantu-pembantu lainnya heran kok hingga hari terang, sekitar pukul 05.30, sang majikan belum bangun. ’’Padahal, biasanya pukul 04.30 sudah bangun,’’ kata Siti Humaiyah, seorang baby sitter di rumah itu.

Penasaran, Buriah kemudian mencoba melongok ke dalam jendela kamar. Baru saja menyingkap gorden jendela, Buriah langsung berteriak histeris, dan kemudian menangis. Butuh waktu beberapa menit sebelum Buriah mengatakan kalau dirinya melihat Yanuar Stefanus, 37, nama majikan prianya tergeletak bersimbah darah.

Buru-buru sejumlah pembantu dan karyawan yang ada di situ langsung menghubungi polisi –yang kemudian segera datang. Aparat berbaju coklat harus mendobrak dulu pintu kamar. ’’Karena teralis jendela dan pintu dalam keadaan terkunci dari dalam,’’ kata seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut.

Setelah terbuka, pemandangan yang terlihat sungguh menyayat hati, empat mayat bergeletakan dengan bersimbah darah. Yanuar Stefanus, sang juragan dan pemilik rumah, tergeletak di bagian paling barat kasur dengan celana pendek dan kaus hitam. Di pergelangan tangan kiri ada dua luka sayatan, luka tusuk di bagian perut hingga usus terburai, dan dua luka sayatan di leher. Sebilah pisau kecil tergeletak di atas perut Yanuar, dan sebilah pisau daging tergeletak menempel di paha pria yang sehari-harinya bekerja di pabrik Kopi Kapal Api itu.

Persis di samping kanannya, tergeletak Yonatan Jansen Sutanto, anak pertama Yanuar yang masih berusia lima tahun. Lehernya terkoyak karena digorok. Di sebelah kanannya lagi, tergeletak dalam keadaan tertelungkup Christephen Kevin Sutanto, si bungsu yang masih berusia tiga tahun. Sama seperti kakaknya, lehernya menganga setelah digorok. Namun, lebih lebar dan sebagian tulang lehernya agak rompal.

Sementara Seniwati, istrinya, 36, telentang di sisi berlawanan dengan posisi tidur Januar dan kedua anaknya. Sama seperti kedua anaknya, lehernya tergorok. Namun, di pipi dan dadanya ada banyak luka-luka gores akibat sayatan benda tajam. Selain itu, di mulutnya ada lebam dan luka sedikit. Saat ditemukan Seniwati masih mengenakan baju tidur bermotif batik.

Di tembok kamar maut itu ada sebuah tulisan yang ditulis dengan darah. Diduga kuat, ditulis oleh Yanuar. Tulisannya, “Aku diakalin oleh orang saja”. Entah apa maksudnya, petugas masih belum mengetahuinya. 

SURABAYA -  Seminggu menjelang Lebaran, polisi harus dibuat kerja ekstra keras. Ini setelah Rabu pagi (25/9) satu keluarga penuh (sepasang suami-istri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News