Bupati Gianyar: Budaya Bali Dikalahkan Dolar

Bupati Gianyar: Budaya Bali Dikalahkan Dolar
Pantai Tanah Lot di Tabanan, Bali. Foto: dokumen Radar Bali/JPG

jpnn.com, JAKARTA - Potensi budaya Bali perlahan tapi pasti mulai tergerus oleh dolar.

Kuatnya godaan (dolar), membuat warga Bali yang taat dan menjaga kulturnya akhirnya menjual tanahnya.

Akibatnya, banyak tanah di Bali sudah beralih kepemilikan.

"Ini menjadi kekhawatiran saya karena‎ tanah-tanah di Bali sudah beralih kepemilikan dan sudah pada taraf mengkhawatirkan. Kalau Bali sudah dipenuhi hotel dan mal, ini menjadi hal menyedihkan," kata Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata usai menerima sertifikat sebagai kota pusaka dunia di Kantor Kemendikbud.

‎Bali itu godaannya banyak. Bila makin banyak warga Bali takluk karena dolar, Agung khawatir akan menghilangkan budaya khasnya.

Bali menjadi tempat unik karena ciri khas budayanya. Bila ciri khasnya hilang, Bali tidak akan dilirik lagi.

"Setiap tahunnya, terjadi alih fungsi lahan 800 hektare. Kondisi ini berlangsung lima tahun terakhir. Dari 100 ribu hektare sawah yang ada di Bali, kini tinggal 80 ribu hektare. Semuanya berganti dengan hotel, mal, perumahan, dan toko," bebernya.

Untuk menyelamatkan Bali, menurut Agung, para petani harus diberikan masukan tentang pentingnya kebudayaan dalam mendongkrak ekonomi Pulau Dewata ini. (esy/jpnn)

Potensi budaya Bali perlahan tapi pasti mulai tergerus oleh dolar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News