Bursa Warung

Oleh: Dahlan Iskan

Bursa Warung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Begitu banyak orang Madura di Malang sampai ada guyon kalau Madura kelak memisahkan diri dari Jatim maka ibu kota provinsi Madura itu di Malang.

Meski usaha Aad ini sangat masa kini, namun cara memperbesarnya tetap pakai cara lama: lewat canvassing. Untuk bisa mencapai 600.000 itu dia mempekerjakan 20 orang canvasser. Bahkan, menjelang IPO ini dia punya 200 tenaga canvasser.

Pengguna MPStore itu mayoritas di Jatim dan Jabar. Yakni di kota-kota level dua, tiga, dan empat. Kota besar seperti Surabaya dia hindari dulu. Di Madura sendiri 15 persen dari 600.000 itu.

Aad saya jadikan contoh sebagai pengusaha baru yang tidak meninggalkan cara lama. Bukan jenis yang bakar-bakar uang. Dia bekerja keras. Berkeringat. Bergerak di lapangan.

Pun gaya hidupnya: tetap sederhana. Efisien.

Kalau pun IPO-nya nanti sukses meraih dana Rp 80 miliar, uang itu akan sepenuhnya untuk ekspansi. Pasar modal tentu senang dengan model manajemen seperti Aad itu.

Orang Madura sukses jadi pengusaha bukan baru Aad. Tetapi yang lewat UMKM masuk bursa Aad-lah idola orang Madura.

Warung itu skala bisnisnya begitu kecil. Tetapi aplikasi bisa membuatnya terlihat amat besar. (*)


Berita Selanjutnya:
Pengkhianat Drone

Orang Madura sukses jadi pengusaha bukan baru Abdul Muidz. Tetapi yang lewat UMKM masuk bursa Aad-lah idola orang Madura. Aplikasi MPStrore.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News