Butuh 6 Tahun Bangkitkan Nilai Ekspor Rotan

Butuh 6 Tahun Bangkitkan Nilai Ekspor Rotan
Ilustrasi. Foto: Radar Kudus/JPNN

Ekspor mebel rotan berada di puncak kejayaan pada 2005 dengan total ekspor USD 450 juta.

Kontribusi rotan kering terhadap ekspor mebel nasional juga mencapai 22 persen. Nilai ekspor anjlok lantaran pemerintah mengizinkan ekspor bahan baku rotan.

Ekspor mebel rotan mulai kembali meningkat pada 2012 saat kebijakan ekspor rotan mentah dihentikan.

Untuk menyiasati minimnya ekspor rotan, HIMKI meminta pemerintah mengadakan bangku dan meja sekolah negeri dari rotan kering pada tahun pelajaran 2017–2018.

’’Kendalanya, bahan baku berada di luar Jawa, sedangkan mayoritas industri mebel berada di Jawa,’’ ucapnya.

Daerah penghasil mebel rotan terbesar di Indonesia adalah Cirebon yang menguasai 70 persen pasokan nasional, lalu disusul Sidoarjo dan Gresik serta Solo-Jepara.

Kendala lain, petani rotan juga belum mendapatkan harga yang layak karena laba terbesar dinikmati pedagang perantara.

Harga rotan basah di luar Jawa hanya Rp 2 ribu per kilogram. Setelah tiba di Jawa, harganya melonjak menjadi Rp 15 ribu per kilogram.

SURABAYA – Kontribusi rotan terhadap total ekspor mebel cenderung menurun. Meski demikian, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News