Buwas: Jangan Kaitkan Ini dengan Politik

Buwas: Jangan Kaitkan Ini dengan Politik
Budi Waseso. Foto: Miftahulhayat/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Budi Waseso meminta keberadaan sejumlah tokoh di dewan penasehat gerakan kepanduan itu tidak ada hubungannya dengan politik.

Hal ini ditegaskan pria yang beken disapa Buwas tersebut, saat ditanya mekanisme pemilihan 16 tokoh yang masuk di jajaran dewan penasehat Gerakan Pramuka.

Di antaranya ada tiga mantan presiden, yakni BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ada juga mantan Wapres Try Sutrisno dan Buya Syafi'i Maa'rif.

Nama lainnya adalah pemilik MNC Grup Hary Tanoeseodibyo, CEO NET Mediatama Wisnutama, hingga bos Gojek Nadiem Makarim. Dijelaskan Buwas, untuk mantan presiden dan wapres, mereka ikut membangun Pramuka pada masanya.

"Jadi ini murni sebagai pembinaan generasi muda. Dahulu Pak SBY sebagai presiden beliau juga mendorong terbangunnya Pramuka. Bu Mega juga demikian. Pak Habibie juga," kata Buwas di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (27/12).

Pemilihan nama-nama itu dilakukan dalam rapat tim formatur yang menyusunnya. Buwas meyakini maisng-masing tokoh tersebut punya pemikiran untuk mendorong Pramuka lebih baik.

"Jadi jangan karena ini tahun politik dikait-kaitkan dengan politik. Sama sekali tidak ada. Pramuka tidak identik dengan kegiatan politik dan dia tak boleh berpolitik," tegas direktur utama Bulog itu.

Sebagai contoh, kenapa Hary Tanoe yang merupakan ketum partai politik masuk dewan penasehat, itu karena keberhasilannya dalam dunia usaha. Harapannya dia bisa menularkan ilmunya kepada generasi muda di Pramuka.

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Budi Waseso meminta keberadaan sejumlah tokoh di dewan penasehat gerakan kepanduan itu tidak dikaitkan dengan politik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News